Bab 691
Setelah mendengar ucapan Kalana, Agam berdiri, lalu berjalan ke arah Pamela dengan aura yang dingin dan kuat.
Pandangan Kalana mengikuti pergerakan pria itu. Diam-diam, dia menantikan pria itu melayangkan tamparan keras ke wajah Pamela.
Pandangan orang-orang lainnya juga tertuju pada Agam. Dalam lubuk hati mereka, mereka merasa Tuan Keluarga Dirgantara itu akan membantu Nona Kalana menegakkan keadilan.
Pria itu memang mengulurkan tangannya.
Namun, alih-alih menampar wanita di hadapannya seperti keinginan Kalana, dia menyelipkan beberapa helai rambut yang menghalangi indra penglihatan wanita itu dengan lembut. Kemudian, dia berkata dengan suara rendah dan nada seolah sedikit menyalahkan, "Bukankah aku sudah memberitahumu untuk nggak berkeliaran sendirian?"
Pamela mengerutkan keningnya dan berkata, "Ah, maaf, aku lupa."
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi, pria itu melepaskan mantelnya, lalu menyampirkannya ke bahu Pamela.
Jendela di dapur kediaman Keluarga Yanuar terbuka, angin mala

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda