Bab 916
Wanita itu meraih tangan putrinya. Dengan ekspresi sedih, dia membuang napas berat dan menangis sambil berkata, "Begini, Nyonya. Kami adalah penduduk Desa Morawa. Dulu, Nala, putriku dan Pamela bersekolah di SMA yang sama dan juga adalah teman sekelas."
Pamela sedang meminum teh di samping Frida. Mendengar ucapan itu, Pamela menatap gadis yang terus menundukkan kepalanya itu. Sepertinya gadis ini benar-benar teman sekelasnya, tetapi gadis ini tidak familier baginya.
Frida mengiakan ucapan itu dan berkata, "Putrimu teman sekelas Pamela pada masa SMA, terus?"
Wanita itu melanjutkan ucapannya. "Pada masa SMA, prestasi Pamela sangat buruk. Dia nggak belajar dengan baik di sekolah, sering bolos dan bergaul dengan sekumpulan preman di luar sekolah," kata wanita itu.
Frida mengernyit, dia tidak terlalu memercayai ucapan wanita itu. Dia pun menoleh dan menatap cucu menantunya yang patuh dan bijak itu, dia sama sekali tidak merasa bahwa Pamela adalah gadis nakal.
Ekspresi Pamela tampak cuek. Sa

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda