Bab 1818 Bos Telah Kembali
Maxime mencelupkan jarinya ke dalam cangkir teh yang berada di atas meja. "Tyr bergegas kembali ke Istana Kerajaan saat kita menghubunginya tadi," dia menjelaskan kepada Jim sambil menggambar beberapa simbol aneh di atas meja. “Ku harap dia akan segera tiba tepat waktu.”
Pada saat yang sama, sebuah kapal tampak melaju kencang menuju Pulau Komodo sekitar tujuh puluh atau delapan puluh kilometer jauhnya.
Tyr berdiri di atas dek kapal, dengan sungguh-sungguh dia melihat ke arah pulau. Cacus, yang berada di bawah kendali Tyr, juga ikut berdiri di sampingnya. Cermin yang terbuat dari perunggu yang besar telah ditempatkan di dekat mereka.
"Aku tidak akan berhasil!"
Pelipis Tyr terus berdenyut-denyut sepanjang waktu. Mengingat jarak yang harus ditempuh dari kapal menuju pulau komodo, setidaknya mereka membutuhkan waktu hampir satu jam untuk tiba disana bahkan jika dia harus berlayar dengan kecepatan penuh. Sesampainya disana Tyr akan melihat mayat dari para rekan-rekannya yang telah tergeletak tewas jika dia tiba di markas Istana Regal satu jam kemudian.
Tyr tidak merasa ragu lagi. Dia melompat dari atas haluan kapal dan masuk kedalam sungai. Saat dia melompat turun, kaki Tyr terangkat oleh sebuah energi vitalitas. Tubuhnya melayang setengah meter di atas permukaan sungai. Kemudian dia terbang secepat mungkin untuk segera tiba di Pulau Komodo.
Sementara itu, di Pulau Komodo, telapak tangan Renard kembali muncul di atas udara untuk ketiga kalinya. Demigod itu mulai mengirimkan kembali ledakkan itu ke arah formasi pulau. Tepuk tangan gemuruh mulai bergema di atas seluruh langit. Pada akhirnya serangan Renard sedikit mempengaruhi perisai yang telah melindungi Pulau Komodo, menimbulkan retakan yang tebal.
"Aku tidak bisa menahan tekanan ini lagi!"
Black Caesar, salah satu dari delapan belas Jenderal yang baru saja memasuki Alam Transformasi, memuntahkan seteguk darah segar sebelum perisai itu berhasil diledakkan.
Boom! Terdengar bunyi ledakan yang keras
Kemudian ledakan keras lainnya juga kembali terdengar, menyebabkan seluruh pulau terasa bergetar dengan hebat.
Uhuk, uhuk, uhuk!
Torbert, Auden, Tanya, dan anggota Istana Kerajaan lainnya juga tampak mengeluarkan darah dari mulut mereka.
Formasi Penjebak Naga berada di ambang kehancuran. Kekuatan Renard terus tumbuh saat dia berhasil mendobrak perisai itu tanpa henti.
"Aku akan menghancurkannya!" Renard mengeluarkan raungan keras berikutnya saat cahaya berwarna kekuningan mulai menyelimuti seluruh tubuhnya. Dia meraung, "Energi vitalitas yang tak terbatas jumlahnya!"
Bum!
Untuk terakhir kalinya, telapak tangan itu datang dari atas, secara efektif dia berhasil menghancurkan perisai yang telah mengelilingi Pulau Komodo.
Silas adalah orang terakhir yang mengeluarkan batuk darah, kulitnya berubah menjadi pucat pasi.
"Formasi perisai itu telah hancur!" Ketika Carwyn dan orang-orang lainnya yang ada di atas geladak melihat kejadian ini, wajah mereka tampak berseri-seri. “Tyr belum juga muncul. Sebentar lagi Renard akan memulai pembunuhannya.”
Telapak kuning itu kembali terbentuk sekali lagi di atas langit yang kosong. Tidak mungkin rasanya bagi orang-orang yang ada di pulau itu untuk menghentikan Renard tanpa melakukan Formasi Penjebak Naga.
Semua orang merasa tertekan saat mereka menyaksikan telapak tangan besar yang ada di atas udara turun dari langit seolah-olah itu adalah serangan yang menyerupai Gunung Lima Jari Buddha.
Bum!
Debu dan pasir langsung beterbangan ke seluruh penjuru. Serangan dari Telapak kuning itu pasti bertujuan untuk menenggelamkan Pulau Komodo dalam satu kali hentakkan.
Disaat yang kritis seperti ini tampak sesosok tubuh terbang dari ujung lain permukaan sungai. Sosok itu tiba dengan kecepatan yang sangat tinggi dengan ayunan tubuhnya yang anggun bak sambaran petir.
Telapak tangan bersiap untuk menghantam Pulau Komodo. Pada saat yang tepat, kepalan tangan emas bayangan telah membumbung ke atas langit dan itu berasal dari Pulau Komodo. Dua kekuatan yang sangat menakutkan saling bertabrakan satu sama lain sehingga keduanya meledak di atas udara. Energi vitalitas yang sangat mendominasi mulai menyebar ke segala arah, menyebabkan gelombang tinggi yang cukup beriak di atas permukaan sungai.
Kapal, yang tengah berlabuh di atas sungai, merasakan dampak dari getaran tersebut hingga membuat badan kapal itu bergoyang dengan keras. "Apa yang sedang terjadi?" Terkejut dengan perubahan yang dia rasakan, Carwyn dan teman-temannya bertanya dengan keras.
“Tampaknya sebuah sosok baru saja melintas di seberang sungai. Setelah itu, ia berhasil menangkis serangan dari Renard.”
Sesosok pria tampak terlihat berdiri dengan bangga di atas dermaga Pulau Komodo, seolah-olah pria itu adalah seorang dewa iblis.
"Bos! Dia Bosku!”
"Bos kembali!"
"Bos!”
Ketika anggota Istana Kerajaan melihat kemunculan Tyr yang entah dari mana, beban yang menghimpit perasaan mereka kini telah terangkat.
Tyr tampak berdiri di sana, menatap tajam ke arah Renard, yang saat itu tengah mengambang di atas permukaan sungai. “Senior Balch, kau telah menyalahgunakan kekuatan kultivasi Demigod mu untuk menindas para bawahan dari Istana Kerajaan,” tegurnya. "Tidakkah kau pikir jika tindakanmu sudah terlalu jauh?"
Renard menyipitkan matanya saat dia menatap sosok Tyr mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dia tidak bisa menahan tawanya yang nyaring setelah itu. "Jadi kau adalah Tyr?"
"Ya, aku adalah Tyr," jawab Tyr.
"Apakah kau orang yang telah membunuh Vlad, keturunanku?"
"Ya." Tyr tidak berusaha menyembunyikan perbuatannya. "Dia terlalu lemah," akunya secara terbuka. “Tubuhnya telah hancur berkeping-keping karena dia tidak bisa menahan salah satu dari seranganku. Yang mendapatkan sebutan jenius top yang ada di dunia seni bela diri kuno tapi memiliki kelemahan, bukan?”
Kata-kata yang dilontarkan oleh Tyr terdengar seperti tamparan di wajah Renard, yang terus memprovokasi pria itu tanpa henti. Pada saat yang sama, itu juga merupakan sebuah indikasi atas ketidakpuasan Tyr dengan Renard.
"Beraninya kau menggambarkan Vlad seperti itu!" Renard mendengus dengan marah. “Hati-hati, anak muda! Jika kau naik terlalu cepat ke atas, maka kau akan terjatuh sampai mati!”
“Aku akan melakukan apapun untuk menjaga para pasukanku agar mereka semua merasa aman! Renard, aku sangat menghormatimu karena kau merupakan sosok tetua, dan bahkan aku akan memanggilmu dengan julukan senior. Jika kau memperlakukan rekan-rekan ku yang ada di Istana Regal seperti ternak yang sedang menunggu giliran untuk disembelih, maka jangan salahkan aku karena aku akan bersikap kasar kepadamu," Tyr kembali memperingatkan sambil melambaikan Pedang Surgawi yang ada di tangannya.
“Sungguh besar sekali mulutmu! Tyr, kau sangat arogan meskipun kau baru saja berhasil memasuki Alam Demigod,” singgung Renard dingin. “Aku juga yakin jika nantinya kau akan menjadi sombong untuk memandang rendah Tuhan di masa yang akan datang.”
“Aku tidak bisa menahan diri. Ini adalah sifatku sejak aku masih kecil. Aku sudah terbiasa terjebak dalam situasi." Tyr menghunuskan Pedang Surgawi miliknya dan mengarahkannya langsung ke arah Renard saat ini. "Jika kau ingin bertarung, maka kita tuntaskan pertarungan ini!"
"Sungguh sombong!" Renard jelas merasa kesal dengan kesombongan Tyr. "Aku akan menunjukkan kepadamu hari ini bahwa akan selalu ada seseorang yang lebih baik dari mu di dunia ini!"
Renard langsung bergegas menyerang setelah mengucapkan kata-katanya. Keduanya langsung berhadapan satu sama lain. Dunia seni bela diri kuno, yang telah hening selama hampir enam puluh tahun, kini kembali dibuka saat pertempuran epik yang terjadi antara Tyr dan Renard telah dimulai. Pertempuran itu merupakan awal dari Demigod yang mengungkapkan diri mereka kepada khalayak ramai.
Renard mengepalkan tinjunya, dan seekor naga air yang bertubuh besar tampak keluar dari sungai yang ada di belakangnya. Naga air itu meraung dengan liar ke arah Tyr dengan cara yang sangat menakutkan.
"Pedang Surgawi!"
Tyr sama sekali tidak merasa takut pada Renard. Dia langsung mengangkat Pedang Surgawi miliknya dan menebasnya. Kemudian pedang itu berhasil menembus naga air yang turut diledakkan ke tubuh Renard.
Seluruh tubuh Tyr menjadi basah kuyup setelah terkena percikan air yang jatuh dari langit. Kemudian, dia maju selangkah dan berdiri di atas permukaan sungai.
Banyak orang yang ada di Pulau Komodo, termasuk Regis, Keane, Silas, dan Clifford, juga mengejar keduanya. Semua orang tampak tegang saat mereka melihat para Demigod itu mengambang di atas sungai, kecemasan telah menghancurkan mereka dari dalam.
Ketika para anggota keluarga Balch berada di seberang sungai dan melihat bahwa keduanya akan berperang di sungai, mereka buru-buru berlayar menuju pantai. Semua orang turun dari atas kapal mereka karena mereka tidak ingin terpengaruh oleh pertempuran ini.
Tidak hanya orang-orang yang berasal dari Istana Kerajaan dan Balch yang hadir. Ada juga kapal lain yang muncul di permukaan sungai beberapa kilometer jauhnya dari Pulau Komodo. Sebenarnya ada lebih dari satu kapal yang hadir pada saat itu.
Mereka yang berlayar di atas kapal-kapal itu adalah orang asing, dan mereka semua sudah tua. Posisi mereka tidak terlalu dekat atau terlalu jauh dari pulau itu. Mereka hanya berhenti beberapa kilometer jauhnya dan merasakan pertempuran yang terjadi antara dua Demigod dengan metode mereka sendiri.