Bab 147
Giany memandang Walace, meski ada satu orang di antara mereka.
"Pak Walace, sungguh aku nggak sengaja, habis minum tiga gelas, pikiranku tiba-tiba kosong total."
Walace saat itu sudah duduk di kursi roda, membelakangi dia, tetap tidak berkata apa-apa.
Wajah Giany merah karena panik, tetapi dia melihat Clark sudah berbalik, bersiap mendorong Walace pergi.
"Pak Walace."
Akhirnya Walace menengadah, pakaiannya sudah rapi, tetapi sorot matanya sangat tenang, "Aku tahu kamu nggak berniat begitu."
Giany langsung mengangguk cepat, tetapi entah kenapa, dia merasa wajah pria itu justru jadi lebih muram.
Dia berdiri di tempat, tidak bergerak, hanya bisa menatap saat Walace didorong pergi.
Para mitra kerja pun ikut pergi satu per satu.
Ruang VIP yang tadinya ramai, tiba-tiba jadi sunyi senyap.
Giany duduk di kursi dengan lemas, efek alkohol baru terasa, membuat perutnya sangat tidak nyaman.
Setelah duduk berdiam di situ sepuluh menit, dia mendengar langkah kaki di luar ruangan. Dia mengira pelayan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda