Bab 181
Denis juga agak bingung, tetapi dia sangat senang dan langsung menjawab dengan jujur.
"Saat ini paman keduaku nggak punya anak, paman ketigaku punya dua putra dan Bibi punya seorang putra. Mereka semua mirip denganku, tapi jelas nggak setampan aku. Kenapa? Akhirnya kamu sadar aku tampan, 'kan? Hehe, sudah terlambat. Selama ini kamu selalu cuek terhadapku."
Giany terlalu malas untuk mendengarkan ocehan Denis dan mengerutkan kening.
Siapa yang baru saja Giany lihat melalui wajah Denis? Mengapa dia tidak memiliki kesan apa pun?
Setelah Denis selesai menyombongkan diri, dia bertanya lagi dengan serius.
"Mungkinkah kamu mengingat sesuatu lagi setelah mengalami kecelakaan mobil? Dulu kamu menatapku dengan penuh perhatian seolah nggak akan pernah bisa meninggalkanku."
Sudut bibir Giany berkedut. Apakah dia begitu perhatian atau melihat orang lain melalui wajah Denis?
Giany tidak tahu apa-apa, pikirannya kosong.
Denis mulai meminta pujian lagi, "Oh iya, aku juga menyelidiki kecelakaan mobil ya

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda