Bab 185
Kasur di samping tiba-tiba menurun. Tangan pria itu perlahan meraih pinggang Giany dan memeluk wanita itu seolah dia adalah miliknya, "Kalau nggak, aku bisa mencarimu."
Giany langsung merasa waspada dan berdiri untuk pergi.
Sayangnya tidak ada lampu di dalam ruangan, jadi Giany tidak tahu di mana pintu keluarnya.
Pria itu memeluk Giany erat dari belakang dan menyandarkan dagu di bahunya. Nada suaranya sangat tenang, tetapi mengandung kesedihan samar.
"Aku membuatmu nggak nyaman?"
Punggung Giany menegang dan bibirnya mengerucut, "Nggak juga, cuma ... kita nggak begitu dekat, jadi sepertinya ini agak ...."
"Tadi kamu menjambak rambutku begitu kuat sampai membuatku kesakitan."
Giany terdiam sejenak. Dia benar-benar ingin berlutut di hadapan orang ini. Bisa berhenti bicara tidak?
Hari ini hanyalah kesalahan kecil. Akan lebih baik kalau tidak ada yang mengingatnya setelah keluar dari pintu ini.
Pasti ada yang salah dengan sesuatu yang pria itu berikan padanya. Kalau tidak, Giany tidak akan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda