Bab 25
Rasa takut tiba-tiba menjalar, hawa dingin menjalar dari telapak kakinya hingga ke ubun-ubun kepala. Patricia segera menundukkan kepalanya, tidak berani melihat sama sekali.
Patricia pasti akan lari.
Robert.
Di sana, Robert sudah kembali ke tempat duduknya.
Namun, Fanny sedang berdebat dengan Tommy.
"Jangan terus membuat masalah."
Wajah Tommy tampak muram, rasa kesal terukir di antara alisnya.
Namun Fanny tetap bersikeras, bahkan berusaha mendesak, "Kamu datang ke Keluarga Lusna bukan untukku, tapi untuk wanita jalang itu, 'kan?"
"Wanita jalang apa? Kenapa kamu bisa bicara sekasar itu?"
Raut wajah Tommy menjadi semakin muram. Tommy menatap Fanny dan berkata dengan suara yang keras, "Aku tahu kamu nggak menyukai Patricia, tapi fakta bahwa dia tertukar saat masih bayi bukanlah kesalahannya. Patricia nggak mempersulitmu saat kamu kembali. Kenapa kamu selalu menyerangnya?"
Setelah meneliti peristiwa tiga tahun terakhir, Tommy merasa sangat sedih dengan keadaan Patricia.
Soal penindasan Fan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda