Bab 74
Masakannya sangat cocok dengan selera Robert.
Bagaimanapun, Patricia dulu pernah menganggapnya seperti kakak terbaiknya, jadi dia cukup memahami selera makan Robert.
Saat Patricia ingin menyenangkan hatinya, itu tidak sulit.
Robert biasanya acuh soal makanan. Dia hanya menganggap makanan sebagai kebutuhan tubuh, tetapi masakan Patricia selalu dia habiskan dengan lahap.
Melihat pria itu tampak senang, Patricia merasa lega.
"Belakangan ini kamu makan nggak teratur lagi, ya?"
Patricia mengambil sepotong tumis kubis, berkata dengan nada lembut, "Jangan lupa makan tepat waktu tiga kali sehari. Perutmu 'kan sensitif, jangan asal-asalan. Kalau sakit perut lagi, nanti kamu sendiri yang repot."
Sudah lama Patricia tidak berkata begitu padanya, apalagi menunjukkan perhatian padanya seperti ini. Robert mengangkat alisnya dan menatapnya.
Patricia tersenyum cerah dan menatapnya. "Kenapa?"
"Bukan apa-apa."
Robert menggeleng. Setelah memikirkan apa yang baru saja dikatakan Patricia, dia berkata, "Aku

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda