Bab 19 Hanya Temani Minum, Tidak Keluar
"Berhenti."
Dengan satu perintah dari Ravin, sopir segera menghentikan mobil di tepi jalan.
Hati Nadine merasa tegang.
"Turun."
Suara pria itu begitu dingin.
Nadine terdiam dan tidak ingin bergerak. Dia menatap pria itu dengan penuh harap, tetapi pria itu bahkan tidak meliriknya lagi. Pria itu terlihat acuh tak acuh, seperti patung tanpa perasaan.
Pria itu kembali bersuara. "Zack."
Asisten itu mengiyakan, dan segera membuka pintu mobil.
Perasaan Nadine saat ini seperti orang yang sedang berjalan ke makam. Dia diam-diam menyesali tindakannya yang lagi-lagi terlalu gegabah.
"Nggak perlu, aku bisa turun sendiri."
Nadine menjauhkan diri dari sisi pria itu, lalu membuka pintu mobil. Dia mengatupkan bibir sambil melirik sekali lagi ke arah pria itu, lalu perlahan-lahan turun dari mobil.
Begitu kedua kakinya baru saja menyentuh tanah, mobil itu sudah melesat pergi dan meninggalkannya di belakang.
Nadine berdiri di tengah terpaan angin malam yang menusuk. Kehangatan yang dibawanya dari dalam m

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda