Bab 79 Teguran
Nadine menoleh, wajahnya penuh kebingungan saat menatap Ravin. Dengan suara pelan dia berkata, "Kamu nggak suka aku bikin masalah, 'kan?"
Ravin menjawab dingin, "Apa kamu nggak bisa membedakan mana yang namanya cari gara-gara, dan mana yang disebut musibah yang datang tanpa sebab? Pisau sudah ditempelkan ke lehermu, dan kamu bahkan nggak tahu cara melawan?"
Wajahnya gelap pekat seperti arang. Nadine tidak bisa memastikan apakah Ravin sedang marah pada wanita gila itu tadi, atau justru marah kepadanya.
Dia melihat Ravin berkeliling melewati meja kerja yang panjang, lalu mendorong sebuah pintu tersembunyi dan langsung melangkah masuk.
Nadine masih berdiri di sana, hatinya mendadak diliputi rasa gelisah. Dia juga teringat ketika mereka masuk tadi, banyak rekan kerja yang melihatnya. Dia khawatir jika berlama-lama di sini, mereka bisa mulai curiga.
Saat Nadine masih ragu-ragu apakah harus keluar atau tidak, Ravin sudah kembali muncul. Di tangannya ada sebuah handuk putih, seolah membungkus

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda