Bab 107
Yang membuka pintu adalah seorang pria muda.
Berambut cepak, mengenakan kacamata, penampilannya terlihat sopan dan berpendidikan.
Pria itu menatap Yavin.
Yavin juga menatapnya, mata hitamnya tampak dalam dan pekat, sudut bibirnya sedikit terkatup.
Fia mengedipkan mata. "Om Denny."
Denny mengelus rambutnya sambil tersenyum. "Fia, senang main di luar?" Pria itu sepertinya tahu kalau malam ini Fia keluar bermain. Saat itu, pria itu menoleh pada Yavin. Hanya dengan sekali pandang saja, pria itu sudah bisa merasakan kalau latar belakang Yavin tidak biasa, membuat pria itu agak gugup dan canggung.
"Sudah malam. Terima kasih sudah mengantar Fia pulang."
Sebenarnya, tidak ada yang salah pada kata-katanya.
Namun, kata-kata itu membuat hati Yavin tidak nyaman.
Atas dasar apa pria itu berkata seperti itu?
Bahkan mengucapkan terima kasih? Bukan haknya berterima kasih.
Yavin menggenggam tangan gadis kecil itu masuk ke dalam. Saat berjalan masuk, Yavin menyenggol bahu Denny yang berdiri di pintu.
Tu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda