Bab 112
Yavin menekan lubang keluarnya air dengan ibu jarinya, kemudian Myria bergegas datang dan menutup katup air.
Bukan hanya Yavin, bahkan Myria sendiri pun tidak bisa langsung bereaksi. Myria menatapnya sambil berkata, "Kamu ... kamu nggak apa-apa ... "
Myria mengambil handuk dari rak, lalu tanpa sadar menyodorkannya.
Yavin menerima handuk itu.
Handuknya lembut, dengan aroma harum yang samar.
Aromanya sama seperti aroma tubuh wanita itu.
Setelah mengusap wajahnya, gerakannya sempat kaku selama beberapa detik, lalu handuk itu tetap tergenggam di tangannya.
Yavin menunduk dan menatap handuk itu. Handuk itu berwarna merah muda pucat, bersih, dan lembut.
Dia bukanlah anak muda yang masih sekolah.
Dan bukan berarti dia belum pernah bersama wanita.
Namun, saat ini dia merasakan tubuhnya mulai panas.
Dia mencibir dirinya sendiri dalam hati.
Hanya sekadar memakai handuk milik seorang wanita, apa harus bereaksi sejauh ini?
Namun, reaksi tubuhnya sangat jelas.
Myria keluar.
Wanita itu tidak melihat

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda