Bab 114
"Mama, boleh nggak minggu depan kita mengunjungi Nenek Meta lagi?"
Myria mengambil tisu, mengusap sudut mata putrinya yang berkaca-kaca. Manusia memang makhluk penuh perasaan.
Perpisahan selalu membawa rasa haru.
"Saat libur sekolah, nanti kita tinggal cukup lama di rumah Nenek Meta ya."
Saat membuka tas ...
Dia melihat tas itu penuh dengan barang-barang.
Itu semua adalah camilan yang Nenek Meta siapkan di rumah selama ini. Sebenarnya, camilan itu sudah ketinggalan zaman, seperti bolu isi vla, biskuit, permen.
Camilan seperti itu sudah tidak ada lagi di kota besar.
Bahkan, uang empat juta yang Myria selipkan di bawah kasur, dikembalikan lagi kepadanya.
"Ini semua dari Nenek Meta ya?" Fia tersenyum lebar sambil membuka bungkus permen. Dia memberikan permen yang satu untuk Myria, satu lagi untuk dirinya sendiri.
Mata Myria memerah.
Saat itu, dia merasa hidupnya begitu bahagia dan hangat.
Dia memiliki seorang putri yang manis dan pengertian.
Dan juga seorang nenek yang sangat menyayanginy

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda