Bab 127
Ponsel Myria berbunyi sekali.
Di WhatsApp.
Yavin mengiriminya sebuah pesan.
[Kalau pria menolongmu, apa kamu harus traktir dia makan?]
[Lalu, harus bagaimana?] Myria membalas dengan tiga kata.
Lalu, dia membuka pintu.
Dia menuju dapur, menaruh stroberi di dalam baskom, dan merendamnya dengan air untuk dicuci.
[Apa ini rumus tetapmu dalam bergaul dengan pria? Kalau ada yang mengantarmu pulang, kamu akan mengajaknya makan di kedai pangsit luar kompleks.]
Di layar ponselnya ...
Terlihat beberapa baris kata.
Tentu saja Myria tidak tahu bahwa di ujung sana, Yavin sedang mengetik sambil menggertakkan giginya.
[Lalu, harus bagaimana?] Myria benar-benar bertanya.
Yavin mengemudi sampai di persimpangan.
Dia memandang kalimat tanya yang tenang itu.
Tiga kata, dingin dan datar.
Dia mengambil apel, dan menggigitnya.
Apel itu belum dicuci.
Saat terjatuh ke tanah tadi, ada memar di satu sisinya.
[Kalau suamimu nggak di rumah, sekalipun kamu kesepian dalam pernikahanmu dan ingin cari selingkuhan, pal

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda