Bab 138
Yavin membuka pintu dan masuk ketika jam menunjukkan pukul tujuh malam.
Dia berjalan mendekat, menyesuaikan diri dengan cahaya redup, dan memeriksa kondisi infus anak perempuan itu.
Lalu, dia menoleh pada wanita yang tertidur di meja.
Dia mengambil mantel di gantungan baju, lalu menyelimuti bahu wanita itu.
Myria terbangun.
Dia mengucek mata yang masih kabur. "Kamu sudah selesai?"
"Hmm."
Barusan Myria sempat tertidur.
Cuaca memang agak dingin.
Dia menggenggam lengan mantel pria itu, dan menatapnya.
Siluetnya tampak samar.
Petir menyambar di luar jendela, merobek langit malam.
Sekejap menerangi ruangan, terang benderang seperti siang hari.
Cahaya itu menyinari wajah tegas pria itu, juga bibirnya yang agak terbuka dan mata basah yang bening milik wanita itu.
Hujan deras mengguyur dari langit.
Tetesannya menghantam kaca jendela, seolah-olah menutupi semua suara di dalam ruangan.
Pria itu menatapnya, matanya tampak membara.
Semua terjadi hanya dalam sekejap.
Di antara suara hujan, terselip

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda