Bab 156
Keluar dari toilet.
Yavin tampak segar dan puas.
Wajah Myria memerah.
Kamar rawat itu sebenarnya untuk dua pasien, tetapi hanya Fia yang menempati.
Gadis kecil itu masih tertidur. Yavin teringat sesuatu, lalu mengeluarkan sebuah kotak persegi seukuran telapak tangan dari saku dan menyerahkannya kepada Myria.
Myria menerimanya.
Saat dibuka, di dalamnya terdapat sebuah gelang perak antik.
Ukurannya kecil.
Yavin berkata, "Untuk Fia. Kamu kuliah di Kota Bendan, pasti tahu kalau kerajinan perak tradisional di sana cukup terkenal."
Tadi malam, saat berjalan-jalan di gang pasar malam bersama Dokter Ari, dia kebetulan melihat toko perhiasan perak dan langsung membelinya.
Di bagian dalam lingkar gelang, terukir kata "Afiat".
Bulu mata Myria bergetar pelan.
Dia menatap gelang itu.
Tiba-tiba matanya terasa panas.
Dadanya seperti tersumbat sesuatu. Setelah beberapa saat, dia berkata pelan, "Makasih."
Myria mendadak merasa tidak bisa melihat jelas sosok pria di depannya.
Apa pun alasannya, dia bena

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda