Bab 185
"Pak Adi, mana buahnya?" tanya Myria.
"Samuel, bukannya kamu yang meneleponku sejam lalu? Kamu sudah memesan kurir untuk mengambilnya dan mengantarnya ke rumah sakit?"
Myria langsung ingat sesuatu, raut wajahnya berubah kesal. Dia tiba-tiba merasa canggung.
Samuel pun membayarkan tagihan buah-buahan.
Dia lalu membawa satu ember stroberi dan berjalan menyusuri jalanan kompleks. Myria merapikan rambutnya yang tertiup angin sambil berkata, "Maaf, Kak Samuel ... Temanku, dia ... dokter di rumah sakit. Dia ... yang mengatur operasi untuk Fia sebelumnya ... Aku lupa harus membelikan buah-buahan untuknya."
Myria menjelaskan dengan terbata-bata.
Sambil memegang ponsel, dia mau mentransfer uang untuk mengganti uang Samuel tadi. Tapi Samuel hanya tersenyum tanpa membahas wajah Myria yang memerah karena gugup.
"Nggak usah. Lagipula, ini kan untuk dokternya Fia juga. Sudah seharusnya aku memberikan sedikit buah-buahan."
Mereka akhirnya sampai di unit apartemen.
Saat menaiki tangga, Samuel bertanya

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda