Bab 24
Yavin berbalik.
Langkahnya terhenti sejenak.
Alisnya sedikit terangkat, menatap wanita yang berdiri sekitar tiga–empat meter darinya.
Fia menyapa dengan sopan, "Om Dokter."
"Ya." Yavin mengangguk, melangkah beberapa langkah ke depan. Saat melewati Myria, langkahnya kembali terhenti sesaat. Hanya sesaat. Dia tidak mengatakan apa pun.
Pandangannya menurun, menatap bulu mata wanita itu yang juga tertunduk.
Kemudian, dia kembali melangkah pergi.
Udara yang tertinggal membawa aroma samar parfum pria yang dingin dan elegan.
Saat suara pintu tertutup terdengar, Myria akhirnya bisa menghela napas lega.
Dia berjalan ke sisi tempat tidur Bu Imelda. "Malam ini aku bawakan ubi kukus dan okra tumis. Silakan makan dulu, Bu."
Fia sudah duduk manis di tepi ranjang, membungkuk di meja kecil. Hari ini dia sedang menggambar untuk tugas poster tulis tangan.
Myria tidak tahu apakah putrinya mewarisi bakatnya. Dalam hal menggambar dan warna, Fia berani dan kreatif.
Kadang, Myria teringat ibunya sendiri.
Nam

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda