Bab 442
Pukul sebelas malam.
Beberapa hari terakhir, kedua orang tua Keluarga Ronan tidur sangat larut. Terutama Ratna, dia tidak pernah keluar dari ruang doa sebelum selesai membaca kitab. Ferdi pun gelisah karena kondisi putranya.
Bi Anas membawa semangkuk sup sarang burung, hendak menjenguk Bu Ratna. Namun, dia terkejut saat melihat Weni, sekujur tubuhnya penuh dengan aura dingin, masuk dari luar,
"Bu Weni ... "
Weni tidak menjawab, melangkah naik ke lantai atas dengan langkah mantap, seolah membawa tekad bulat, seperti hendak mengakhiri segalanya. Bi Anas tertegun melihat sikapnya itu, bertanya-tanya apa yang terjadi padanya.
Di depan ruang kerja, Weni melihat Myria sedang berdiri membawa nampan buah. Dia langsung menggenggam tangan Myria, membuka pintu, dan masuk.
Percakapan di dalam langsung terputus.
Ferdi refleks bertanya, "Weni, malam-malam begini, kenapa kamu kembali?"
"Ayah, aku sudah menemukan donor yang cocok." Begitu kata-kata itu keluar, wajah Ferdi pun menunjukkan sedikit kegem

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda