Bab 452
Padahal baru malam sebelumnya, mereka masih saling berpelukan.
Masih saling menggenggam tangan. Pernikahan mereka belum sempat dilangsungkan.
Myria bilang menyukai gaun pengantin berwarna biru.
Gaun itu, masih dalam tahap desain.
Yavin menekan kedua tangannya ke tanah, hancur hingga tidak bisa bernapas. Kuku jari telunjuknya terangkat, memperlihatkan daging di bawahnya, tetapi dia tidak menyadarinya.
Dunianya ... tiba-tiba hancur berkeping-keping.
Tiba-tiba, di hadapannya muncul sepasang sepatu bot wanita berwarna aprikot. Sepasang kaki jenjang dalam celana jeans hitam. Pandangan Yavin perlahan terangkat. Kobaran api, asap yang beterbangan, dan gelombang panas membuat penglihatannya kabur.
Melihat siluet yang begitu dikenalnya, Yavin menahan napas seketika.
Dia mengira itu hanyalah bayangan semu.
Myria mengulurkan tangan. Dia hanya mengenakan sweter krem. Ujung jarinya yang dingin menyentuh lembut wajah Yavin.
Dia berkata, "Jangan menangis lagi."
Tubuh Yavin bergetar hebat, dia langsun

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda