Bab 48
Jendela aluminium tua itu masih menyimpan jejak hujan beberapa hari lalu di Kota Sikari. Di sisi luar kaca, bekas air mengalir membentuk garis-garis kusut, bercampur dengan noda debu yang mengering karena terik matahari.
Myria menatap ke luar jendela.
Yavin berdiri di luar, sedang merokok.
Tubuh Yavin tinggi tegap, mengenakan sweter tipis warna abu-abu gelap. Bahu lebar, pinggang ramping. Angin malam bertiup, asap rokok yang diembuskan langsung buyar, rambut pendeknya tersapu angin, bergerak pelan di dahinya. Dia menyipitkan mata, dan dengan cepat menghabiskan dua batang rokok.
Myria merasa, dalam tujuh tahun ini, mereka berdua telah banyak berubah.
Dulu Yavin tidak merokok seintens ini, tidak sampai harus keluar setelah makan hanya untuk merokok. Kini, waktu seolah berlalu begitu cepat, dan tidak meninggalkan bekas apa pun di wajah pria itu. Dia justru terlihat semakin dewasa dan tampan. Myria menatap bayangan dirinya yang kurus di kaca jendela.
Dia berpikir, jika bisa tetap menjadi

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda