Bab 95
Victor menatapnya dalam-dalam.
"Tak perlu, aku sudah janji padanya."
Mata Steve sempat redup. Dia tidak tahan untuk bertanya, "Bukannya kamu paling benci hadir di acara begitu?"
Victor menyadari ada yang janggal, tapi dia hanya menjawab datar, "Segala sesuatu ada pengecualiannya."
Steve tidak lama tinggal, lalu dia pergi.
Di koridor luar, dia melihat Julie sedang berbincang dengan rekan-rekan kantor.
Senyum seperti itu belum pernah dia lihat sebelumnya.
Asistennya datang mendekat. "Pak, Pak Hendru minta kamu pulang."
"Aku tahu."
...
Sore harinya.
SLB.
Julie masuk ke ruang musik baru. Dia duduk di depan piano, lalu mengajari anak-anak difabel bermain.
Victor berdiri di luar pintu, dikelilingi para pengawal.
Kali ini adalah pertama kalinya dia melihat Julie bermain piano. Alunannya jernih, lembut dan menenangkan hati.
Victor memandang senyum di wajah Julie. Senyum itu sangat jarang dia lihat.
"Bu Julie, kamu hebat banget."
"Bagaimana caranya kamu bisa begitu?"
Anak-anak menatap Julie den

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda