Bab 131
Setelah mendengar ini, aku tertawa, tapi tidak berkata apa-apa.
Michael mendekatkan diri ke telingaku untuk berbisik pelan, "Kalau mau tertawa, tertawa saja. Kamu bahkan lebih lucu kalau menahannya."
Aku langsung melotot padanya. "Jangan ikut campur."
Lucio hendak mengatakan sesuatu, tapi tatapannya melirik ke arahku serta Michael.
Kami berdua hampir bersandar, bertukar kata dengan suara pelan.
Raut wajahnya menjadi suram, sedikit rasa dingin terpancar di wajahnya.
Ekspresi Lucio melembut, tatapannya kembali dingin, lalu menatap Junia sambil berbisik, "Nggak perlu. Ini sudah cukup."
Setelah itu, Lucio duduk bersama Junia.
Junia menatapku dengan angkuh, aku pun mengangkat bahu dengan acuh tak acuh.
Entah apa kesukaannya. Pria dingin seperti Lucio hanya untuk dikagumi dari jauh. Kalau terlalu dekat, bisa terluka olehnya.
Benar-benar tidak tahu apa gunanya merebut pria seperti Lucio.
Tidak pernah berinisiatif, tidak pernah bicara apa-apa.
Entah setampan atau sekaya apa pun, memang seperti

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda