Bab 189
Aku memelototinya. "Apa yang kamu lakukan?"
"Tidur." Lucio menutup matanya dan meletakkan tangannya di atas tanganku. "Bukankah kamu bilang kamu mengantuk? Kalau begitu tidurlah."
"Aku ingin tidur sendiri. Aku nggak mau kamu tidur denganku!"
Aku mengerutkan kening dan berusaha keras untuk bangun. Lucio tiba-tiba membuka matanya untuk menatapku dengan dingin. "Kamu nggak mau tidur lagi?"
Tempat tidurnya sangat kecil. Aku sudah agak sempit sendirian, sekarang dengan Lucio di sampingku, tempat tidur itu terasa sangat sempit. Gerakan sekecil apa pun akan menyebabkan suara berderit yang mengerikan.
Aku menarik napas dalam-dalam. "Lucio, jangan bergerak! Nanti akan mengeluarkan bunyi."
"Benarkah?" Suaranya yang tenang terngiang di telingaku, seolah-olah berlama-lama. "Masih kalah dengan suaramu."
Aku langsung memelototinya. "Apa yang kamu bicarakan?"
"Aku kira kamu sedang mengisyaratkanku." Nada suaranya tenang, tapi tangannya tidak begitu.
Aku langsung meraih tangan yang mengamuk itu di pin

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda