Bab 220
Aku tiba-tiba aku tertawa keras.
Aku kira dengan sikap seriusnya barusan, dia bakal mengajukan beberapa tuntutan yang sesuai dengan situasi.
Tidak disangka, dia ternyata tidak mau bercerai denganku.
Melihatku tertawa, Lucio merasa sedikit tidak senang, tetapi dia tak berani mengatakannya dengan jelas. Dia hanya bisa menggelitikku pelan, "Jangan tertawa, jawab pertanyaanku ...."
Tawaku perlahan mereda, wajahku tetap tidak berekspresi.
Lucio kembali panik, "Jangan jawab pertanyaanku, sekarang begini saja sudah cukup baik ...."
Aku memahami kepanikannya, lalu mendesah pelan dan mengelus pipinya, "Lucio, biarkan aku memikirkannya lagi, bisa?"
Meskipun kesalahpahaman di antara kami sudah terselesaikan, tapi mendapatkan kembali kepercayaan padanya bukanlah hal yang mudah.
Terutama bagi pasangan seperti kami yang sudah melalui begitu banyak hal. Meskipun kami belum melewati batas, lukanya masih terasa.
Membangun kembali kepercayaan membutuhkan waktu yang sangat panjang.
Aku hanya fokus menjag

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda