Bab 26
Ketenangan yang pura-pura kutampilkan langsung runtuh seketika.
Aku menatap matanya. "Jangan bilang ke dia ...."
Mungkin karena ekspresiku terlalu tulus, Jorel menatapku dengan bingung. "Kenapa nggak bilang? Kalau kamu yang dulu, pasti bakal senang dia tahu."
Aku mengecap bibir, lalu berkata, "Mungkin aku sudah berubah, kenapa? Nggak boleh?"
"Itu bukan gaya kamu." Dia menggeleng pelan. "Kamu yang dulu, selama ada kesempatan bikin dia kasihan, nggak akan kamu sia-siakan."
Jorel terkekeh dengan nada yang tersirat makna samar. "Trik mengorbankan diri demi simpati, dulu kamu sering banget pakai."
Aku menggertakkan gigi. "Begitu, ya?"
"Ya." Dia berkata ringan, "Tapi kalau trik itu dipakai terus, juga jadi basi. Lama-lama dia nggak akan peduli lagi."
Aku mengangguk, mengakui bahwa apa yang dia katakan ada benarnya.
"Jadi, soal ini, jangan kamu bilang ke dia. Toh dia juga nggak bakal percaya."
Jorel menatapku dengan dalam, seolah sedang mengamati diriku, "Kamu memang berubah banget sekarang."

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda