Bab 82
Terdengar langkah kaki yang mantap, nada bicara Lucio masih sedikit malas.
"Akhirnya kamu tahu cara memanggilku?"
Kata-kata yang baru saja aku ucapkan disela olehnya.
"Natalie, aku kira kamu begitu kuat."
Suara es batu yang menghantam cangkir terdengar, aku pun menarik napas dalam-dalam. "Lucio, ada yang ingin aku tanyakan padamu ...."
"Apa?"
Suara Lucio terdengar tenang, seolah-olah tahu aku akan mencarinya.
"Natalie, saat aku sedang dinas sebelumnya, kamu ingin mengikutiku setiap saat. Kalaupun kami nggak bisa menemaniku, kamu akan menelepon untuk menanyakan keadaanku begitu aku turun dari pesawat."
Dia menggunakan nada paling tenang untuk berbicara tentang saat-saat yang paling memalukan bagiku.
"Kenapa? Kali ini kamu hanya bisa bertahan di sini saja?"
Setelah mendengarkan nadanya yang jelas-jelas sarkastis, aku menjadi sangat tenang.
"Lucio, kamu salah paham. Aku hanya ingin berbicara denganmu tentang sesuatu."
Aku merasa nada suaraku sangat tenang. "Mungkin hanya kamu yang bisa me

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda