Bab 89
Kulihat suasana di antara orang-orang ini agak aneh dan sepertinya Jorel sangat perhatian dengan Junia.
Lucio menerima panggilan telepon, hanya menyisakan kami bertiga.
Jorel melirik ke arahku dan tiba-tiba berkata, "Nggak perlu ditebak, kita bertiga tumbuh bersama."
Begitu rupanya ....
Mereka adalah kekasih masa kecil. Sepertinya selain Lucio dan Junia, Jorel juga punya perasaan istimewa dengan Junia.
Ekspresi Junia agak berubah dan dia berkata kepada Jorel, "Aku baik-baik saja, jangan khawatir."
Nada bicara Jorel langsung menjadi sinis, "Tentu saja nggak khawatir, apa gunanya? Kamu masih bersikeras melakukan apa yang kamu mau."
Junia tetap diam dan menundukkan kepalanya.
Kedua orang ini seolah sedang bermain tebak-tebakan.
Suasana agak membaik ketika Lucio masuk.
Entah tidak tahu apakah dia tahu tentang perasaan tersembunyi antara Jorel dan Junia. Lucio bersikap seolah tidak melihat mereka berdua dan berkata kepadaku, "Dokter ada di sana. Ayo pergi ke kamar sebelah."
Lenganku memang

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda