Bab 523
Liana benar-benar bingung. Dia kembali berteriak kencang.
Hatinya pun diliputi kegelisahan, seakan ada firasat bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi.
"Adikmu bertanya padamu, kenapa kamu diam saja?"
Devan mengingatkan dengan tenang.
"Aku ...."
Desi menggigit bibirnya, wajahnya penuh dengan kebimbangan.
Akhirnya.
Tatapan Desi jatuh pada Karin dan Sonia.
Dalam sekejap, misi yang selama ini Desi genggam kembali terngiang di benaknya.
Dia membatin dalam hati, 'Adikku tersayang ....'
Kali ini, jangan salahkan kakakmu!'
Semua ini demi masa depan kita!'
"Liana, minta maaf!"
Desi berkata dengan suara dingin. Tatapan matanya pun tajam dan menusuk, bagaikan es yang membeku.
Tatapan itu tertuju pada Liana.
Langsung membuat Liana merinding seketika.
"Kak Desi, apa sebenarnya yang sedang kamu bicarakan?"
"Kamu menyuruhku minta maaf? Kenapa?"
"Bagian mana dari ucapanku yang salah? Aku ini adik kandungmu!"
Liana mengepalkan tangannya, wajahnya tampak penuh amarah.
"Justru karena kamu adikku, a

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda