Bab 16
Setelah sekian lama, Theo baru bisa bersuara lagi.
Alva mencibir, "Dia nggak mati, cuma tidur saja."
Malas melihat orang-orang menyebalkan ini, dia segera memanggil satpam untuk membawa mereka keluar.
Ketika sudah diusir dari rumah sakit, empat orang itu masih tidak bisa menerima kenyataan.
Terutama Theo, dia langsung jatuh terduduk di lantai.
Joseph menariknya berdiri lalu menatap matanya.
"Kamu mengurungnya selama itu, masa kamu nggak tahu kondisinya?"
Seketika, ada sebuah tatapan tajam tertuju pada Theo.
"Selama ini kamu terus mengurung Kezia? Kalau begitu, kenapa kamu bilang dia pergi?"
Pantas saja dia tidak bisa menemukan Kezia, ternyata Kezia ada di Theo.
"Aku ...."
Theo membuka mulutnya beberapa kali, tapi tidak tahu apa yang harus dia katakan.
Mereka hanya bisa diam, suasananya juga jadi hening dan mencekam.
Saat ini, Raina datang dengan terburu-buru. Saat melihat suasana itu, jantungnya seketika berdetak kencang.
Dia menutupi kepanikannya, lalu menghampiri mereka sambil tersen

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda