Bab 80
Kezia menurunkan pandangannya, bulu matanya yang panjang dan tebal menutupi emosinya.
Jessy yang tidak dapat menebak isi hatinya pun bertanya, "Zia, kalau kamu nggak ingin bertemu dengan orang-orang yang menyebalkan itu, kita pergi ke luar negeri sekarang juga, oke?"
"Nggak perlu."
Kezia mengangkat kepalanya, wajah mungilnya dibaluti dengan senyuman.
Dia mengucapkan terima kasih pada pengurus rumah dengan tulus. "Terima kasih, kalau bukan karena Bapak datang untuk membantuku, mungkin sekarang aku sudah celaka."
Pengurus rumah itu tersenyum sambil menggelengkan kepala.
"Nona Kezia terlalu sungkan, aku hanya menjalankan perintah majikanku. Kalau Nona ingin berterima kasih, lebih baik berterima kasih pada majikanku."
Mendengarnya mengungkit majikannya yang misterius itu, Kezia yang awalnya tidak peduli pun penasaran.
Setelah berpikir sejenak, Kezia bertanya, "Bolehkah aku menemuinya?"
"Ini ...."
Pengurus rumah itu tampak agak tertekan.
Kezia pun tidak memaksakan kehendak, dia memberikan s

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda