Bab 85
Raina mengedipkan matanya dengan polos dan menatap ekspresi dingin Reynald dengan santai.
Tak lama kemudian, Reynald mengalihkan pandangannya.
"Ke depannya, kurangi bicarakan hal-hal seperti ini."
Raina tertegun sejenak, senyuman di wajahnya membeku.
Dia refleks melirik Reynald.
"Reynald." Raina tidak bisa menahan diri, dia memanggil Reynald dengan lembut.
Menghadapi tatapan sedih Raina, ini adalah pertama kalinya Reynald menghindari tatapannya.
"Bukannya kamu akan menari? Aku pamit dulu."
Setelah berkata demikian, Reynald langsung pergi.
Raina mengepalkan tangannya, dia makin kesal.
Kezia!
Pasti wanita sialan itu yang merebut Reynald darinya!
Theo menghampiri Raina. Melihatnya begitu marah, Theo bertanya dengan penasaran, "Ada apa? Bukannya tadi kulihat kamu bicara dengan Reynald?"
Mendengarnya menanyakan hal ini, nada bicara Raina menjadi lebih kasar.
"Bisakah kamu memberiku waktu sendiri?"
Mendengar amarah di balik kata-katanya, Theo pun kesal.
Dia berkata dengan kesal, "Kalau marah

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda