Bab 88
Kalau dia mati di sini, Reynald tidak akan bisa lari dari hukuman, bisa dibilang dia berhasil membalas dendam.
Melihatnya wajahnya makin pucat, Reynald agak melonggarkan genggamannya.
Dia menunduk untuk menatap Kezia sambil bertanya dengan suara berat, "Bukannya dulu kamu paling nggak suka melihatku bersama Raina?"
Kezia hendak memutar bola matanya.
Namun, ketika menghadapi tatapan suram Reynald, dia menundukkan kepalanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Melihat sikapnya, ekspresi Reynald menjadi makin muram.
Tatapannya menjadi makin gelap, bahkan dibaluti dengan gejolak yang tidak dimengerti oleh Kezia.
Berbahaya!
Kezia melirik sekeliling, seolah-olah sedang memikirkan cara untuk meminta bantuan.
Reynald kembali mendengus dingin.
"Sekalipun ada yang datang, biarkan saja mereka melihat. Ini kesenangan antar suami istri."
"Kamu!"
Saking marahnya, Kezia tidak bisa berkata-kata.
Dia menatap Reynald dengan kesal, seolah-olah ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak berani berbicara.
P

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda