Setelah memasuki lautan api, tubuh Carlo langsung diselimuti oleh hawa panas dan asap yang tebal.
Api itu bagaikan memiliki lidah yang menjilati apa pun yang bisa terbakar dan menimbulkan suara berderak.
Asap yang tebal membuat Carlo tidak bisa bernapas atau membuka matanya, setiap tarikan napas seperti menghirup pisau panas yang melukai trakea dan paru-parunya.
"Anna! Tunggu aku!"
Dia berteriak dengan keras di dalam hatinya. Carlo tersandung dan meraba-raba jalan menuju ruangan yang telah direnovasi di dalam vila berdasarkan ingatan dan nalurinya.
Gelombang panas memenuhi udara dan mengaburkan penglihatannya. Langit-langit dan perabotan yang terbakar terus berjatuhan dan menghalangi jalannya.
Rasa sakit muncul dari luka bakar di lengan dan punggungnya karena terkena percikan api atau benda jatuh yang membakar kulitnya. Tapi Carlo seolah-olah tidak menyadari hal ini.
Akhirnya Carlo mencapai pintu yang dia kenal. Panel pintu sudah terbakar sampai berubah bentuk, asap hitam juga terus me