Bab 14
Suara Nadya tiba-tiba terdengar jernih, tanpa sedikit pun kesan mabuk. "Sebenarnya kamu masih peduli pada dia, 'kan? Karena itu kamu menikahinya, bukan begitu?"
Charlie mengerutkan kening. "Bukan begitu."
"Lalu kenapa?"
Nadya tiba-tiba duduk tegak, kerah bajunya melorot dan memperlihatkan tulang selangka yang pucat. "Jelas-jelas kamu suka sama aku, 'kan? Kenapa kita nggak bisa bersama?"
"Aku sudah menikah."
Charlie memotong ucapan Nadya, suaranya sedingin es. "Nadya, kamu seharusnya paham itu."
Mata Nadya seketika memerah, air mata mengalir di pipinya. "Lalu kenapa kalau sudah menikah? Nggak bisakah kamu menceraikannya demi aku?"
Cerai?
Kata itu bahkan tidak pernah muncul di benaknya.
Dia menarik kembali tangannya, lalu berbalik menuju pintu masuk. "Istirahatlah."
Ketika keluar, Charlie teringat bahwa kunci mobilnya tertinggal di meja dekat pintu.
Dia pun kembali. Begitu tiba di tikungan menuju pintu masuk, dia mendengar suara Nadya sedang bicara di telepon, dan sama sekali tidak terde

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda