Bab 206
Hendry mengangkat tatapannya dan melihat sosok yang kurus. Sosok itu adalah Windy.
"Apa yang kamu lakukan di sini? Siapa yang menyuruhmu datang?" tanya Hendry.
Windy berjalan ke ruang tamu dan datang di depannya.
"Bu Intan!" panggil Hendry. "Bu Intan, di mana orang yang aku minta? Kenapa dia belum datang?"
Tidak ada respon.
Tidak ada seorang pun yang menjawabnya.
Windy juga tidak mengatakan apa-apa.
Hendry mengangkat tangannya dan menarik kancing kemejanya, lalu berkata kepada Windy, "Keluar!"
Windy menatapnya dengan bulu matanya yang indah. "Kalau begitu aku benar-benar akan keluar."
Dia berbalik dan pergi.
Namun, detik berikutnya sebuah tangan besar dengan sendi-sendi yang terlihat jelas terulur dan mencengkeram lengan rampingnya. Hendry berkata dengan suara yang menyeramkan, "Windy!"
Hendry marah hingga menyebut namanya.
Windy berbalik dan menatapnya dengan ceria sambil mengedipkan matanya. "Ada apa?"
Hendy menariknya.
Suhu tubuhnya membara bagai lava cair. Aroma pengikat ini sudah

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda