Bab 288
Cahaya di kamar cukup redup, membuat ekspresi di wajah tampan Hendry semakin sulit ditebak. Dengan suara tenang, dia berkata, "Tapi pria tadi ... kamu seharusnya nggak tertarik padanya, 'kan?"
Windy terdiam sejenak. Dia menoleh, menatap pria itu.
Hendry masih mengenakan setelan mahalnya, kini basah kuyup, tetapi itu justru semakin menonjolkan kesan pria dewasa yang matang dan berkelas. Dengan postur tubuhnya yang tinggi dan aura yang begitu kuat, dia berdiri di kamar kecil itu seolah-olah tempat itu terlalu sempit untuknya, Seperti raja yang turun ke dunia orang biasa.
Windy mengerti maksudnya. Dia pernah menikah dengannya, pernah menjadi istri pria ini. Dengan standar setinggi itu, bagaimana mungkin dia bisa tertarik pada seorang pegawai penginapan biasa?
Mata jernihnya berkilat. Dia tersenyum tipis, sudut bibirnya melengkung dengan tenang. "Pak Hendry, kamu pasti punya banyak teman kaya, 'kan? Jika ada yang cocok, kenalkan padaku," ujarnya sengaja.
Hendry menatapnya sejenak, lalu men

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda