Bab 591
Felica menatap Devan penuh khawatir dan berkata, "Devan, kamu kenapa?"
Sambil bicara, tangannya menyentuh tubuh pria itu. "Kenapa badanmu panas sekali, seperti tungku api," tambahnya.
Di mata Devan, nyala api merah samar tampak menari-nari. Namun, dia masih berusaha menahan diri. Malam ini, seharusnya dia tidak datang menemui Felica ... tetapi tetap saja, dia tidak bisa menahan diri.
"Aku kena obat," ucapnya parau.
"Apa?"
Felica membelalakkan mata, bulu matanya bergetar pelan. "Kamu ... kena obat lagi?"
Dia memang sengaja menekankan kata "lagi", karena ini bukan pertama kalinya Devan mengalami hal seperti ini.
"Siapa yang kasih? Ayahnya Siena?" tebak Felica cepat.
Devan mengangguk pelan. "Hmm."
"Dia kasih obat buat apa? Jangan-jangan ... dia ingin kamu tidur sama Siena?"
Devan hanya menatapnya, tidak menjawab sepatah kata.
Felica mendengus sambil tersenyum jengkel. Matanya memelototi Devan seolah tak tahu harus marah atau pasrah. "Devan, coba lihat dirimu. Ke mana pun kamu pergi, selal

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda