Bab 38
Entah apa yang terlintas di pikiran Matthew, membuat sudut bibirnya terangkat sedikit.
Senyum itu tampak tulus, begitu memesona, hingga siapa pun yang melihatnya seketika terpesona.
Kayla menghela napas, berusaha menghindari Matthew yang jelas-jelas ada di sana, tetapi pikirannya malah terus terbayang pada orang lain.
"Tidurlah lebih awal. Aku naik ke atas dulu," ujar Kayla.
Matthew mengangguk.
Begitu Kayla pergi, hanya tersisa Matthew seorang di ruang tamu. Namun, jarinya tetap terulur, masih menggenggam cincin itu.
Marvin selalu mengatakan bahwa hati Matthew tulus, tetapi mengapa wanita itu seperti menghilang begitu saja dari dunia ini?
Matthew sudah berusaha keras, mencari dengan segala cara, tetapi tetap saja dia tidak bisa menemukannya.
...
Keesokan harinya, saat Kayla pergi bekerja, Marni memberitahunya bahwa Matthew sudah pergi sejak pagi.
Kayla merasa sedikit lega, setidaknya dia bisa menghindari kecanggungan yang mungkin muncul. "Ini mungkin yang terbaik," pikirnya.
Seharian i

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda