Bab 100
Sebagai seorang ibu, tidak ada yang lebih membahagiakan daripada melihat anak-anaknya hidup bahagia.
Meskipun membenci "kemunafikan" Shayne, Merry harus mengakui bahwa Shayne memang berbakat dalam membujuk orang.
Bahkan dirinya pun mampu membuat Tamara sebahagia itu.
Setelah kembali ke kamarnya dan menutup pintu, raut wajah Merry menjadi dingin.
"Kamu pergi ke kamar lain untuk beristirahat malam ini. Besok pagi, aku akan menjelaskan pada Ibu bahwa aku pulang lebih awal karena pekerjaan."
Shayne melepas jaketnya, kedua alisnya terangkat dengan jelas.
"Hmm?"
Merry berkata dengan tenang, "Aku menghargai kerja samamu, tapi aku sudah memikirkannya matang-matang. Saat ini kita nggak cocok untuk tinggal bersama."
"Kenapa nggak cocok?"
"Kita akan bercerai ...."
Sebelum Merry sempat menyelesaikan kata-katanya, Shayne menyelanya dengan tenang.
"Merry, apa aku perlu mengingatkanmu bahwa kita masih pasangan suami istri yang sah?"
Merry berkata dengan tenang, "Bukan lagi dalam waktu dekat."
"Merry.

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda