Bab 105
Merry menatap lurus mata Shayne sambil berucap kata per kata, "Di hatimu, aku memang nggak begitu penting."
Pada detik ini, segala penjelasan seakan-akan hanya dalih belaka.
Shayne diam saja, tidak berkata apa-apa.
Merry memejamkan matanya. Saat dibuka lagi, matanya jernih dan tidak ada emosi apa pun.
"Pak Shayne, langsung sebut saja apa tujuanmu mencariku."
Shayne kemudian teringat apa tujuannya datang mencari Merry.
"Apakah kamu ... yang menabrak Sofie?"
Merry bersandar ke belakang. "Justru dia yang menabrakku."
"Kata Sofie, kamulah yang tiba-tiba menyerbu keluar dan menabraknya."
Merry mendongak menatap mata pria itu yang dingin dan acuh tak acuh, "Jadi, kamu percaya apa yang dikatakan Nona Sofie?"
Shayne terdiam sejenak. "Sofie nggak punya alasan untuk menabrakmu."
"Lalu, aku punya alasan untuk menabraknya?"
Shayne menatap Merry tanpa berkedip. Matanya yang gelap tak berdasar bagai jurang.
"Dari dulu kamu memang sudah nggak suka Sofie, juga selalu menargetkan Sofie sebelumnya. Lalu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda