Bab 36
Nolan melirik Merry. Sorot matanya memancarkan sedikit rasa meremehkan.
Tadi saat melihat cara Merry naik kuda, Nolan sempat mengira Merry benar-benar hebat. Namun, ternyata tak sehebat yang dibayangkan.
Berani menamparnya, dia akan bertekad akan membuat Merry berlutut dan meminta maaf.
Dengan pemikiran itu, Nolan memulai babak kedua panahan berkuda.
Kali ini, penampilannya bahkan lebih baik dari ronde sebelumnya. Semua tiga anak panahnya mengenai di atas lingkar sembilan.
"Astaga, hari ini Nolan sepertinya total banget, ya? Ternyata bisa main sebagus itu!"
"Merry dalam masalah nih!"
Saat ini, orang di sebelah Shayne, yaitu Ardi, mengamati situasi dan tak kuasa menahan diri untuk berbisik.
"Pak Shayne, apa sebaiknya kita hentikan saja? Tuan Muda Nolan itu orangnya perhitungan dan licik. Kalau Bu Merry sampai kalah, situasinya bisa runyam."
Mata Shayne sedikit menyipit. Ekspresi di wajah tampannya sulit ditebak, tetapi dia tidak menunjukkan tanda-tanda ingin menghentikan pertandingan, m

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda