Bab 45
"Pak Shayne," ucap Dean lembut, tetapi dalam. "Setiap kali ada masalah, reaksi pertamamu adalah selalu percaya orang lain dan meragukan Merry?"
"Kak Dean." Merry menggeleng. "Hentikan."
Dean berkepribadian lembut dan sangat berpendidikan, tetapi saat menghadapi Shayne, Dean tetap saja tak kuasa menahan diri untuk menunjukkan sedikit rasa jijiknya.
Dean ingin mengatakan sesuatu, tetapi akhirnya hanya menuturkan satu kalimat.
"Merry, seleramu memang buruk."
Merry menjawab dengan tenang, "Ya, nggak kusangka dulu mataku sebuta itu. Untungnya, sekarang sudah nggak."
Shayne, yang sudah berkali-kali dipermalukan, ekspresinya makin terlihat masam.
Mendengar keduanya tanpa sungkan membicarakan betapa buruknya dirinya, raut wajah Shayne menggelap seperti dasar wajan.
"Merry." Shayne langsung meraih tangan Merry. Suaranya dingin dan berat saat berkata, "Ikut aku sebentar."
Tanpa memberi kesempatan Merry menjawab, Shayne menggenggam pergelangan tangannya dan hendak membawanya pergi.
Dean tiba-tiba

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda