Bab 49
Merry awalnya tertegun. Kemudian, dia langsung menyadari jika Shayne benar-benar mengira bahwa ucapannya tadi adalah bentuk keinginan agar Shayne lebih sering pulang dan menemaninya?
Jarak antara mereka yang terlalu dekat dan posisi yang sangat ambigu, membuat Merry merasa sangat tidak nyaman.
Jelas-jelas mereka berdua pernah melakukan hal-hal yang begitu intim. Namun, sekarang, Merry malah merasa sangat tidak nyaman. Bahkan, mencium aroma tubuh pria itu saja sudah membuat Merry merasa muak.
Merry mencoba mendorongnya menjauh. Akan tetapi, pria itu bagaikan batu karang, tak bergeming sedikit pun.
Shayne menatap Merry lekat-lekat. Sepasang matanya yang dalam seperti kolam yang gelap, memantulkan sosok Merry dengan jelas.
Shayne perlahan menundukkan kepalanya. Wajah tampannya makin mendekat dan terlihat jelas di depan mata Merry.
Aroma segar dan lembut dari tubuh pria itu menjadi makin kuat.
Hal itu membuat Merry mulai merasa panik di dalam hati.
"Shayne, aku mau pulang."
"Merry, aku sud

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda