Bab 76
Franciska dibuat bungkam oleh Merry.
Merry yang sekarang, entah kenapa berubah drastis, tajam dan fasih berbicara, setiap kalimatnya membuat Franciska tidak bisa membalas.
Shayne menatap Merry, sorot matanya yang hitam bening makin dalam.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Shayne menatap Merry dengan wajah tampan yang sulit dibaca ekspresinya.
"Aku nggak mendorongnya, dia jatuh sendiri karena nggak hati-hati."
"Kenapa dia bisa jatuh dari tangga?"
"Dia ingin bicara denganku, tapi aku nggak ingin bicara dengannya." Merry menjelaskan dengan nada datar, "Dia buru-buru hendak menahanku, lalu salah langkah dan jatuh dari tangga."
Shayne tidak berkata apa-apa, matanya yang sehitam tinta terus menatap Merry tanpa berkedip. Wajahnya tetap tak menunjukkan emosi apa pun, tetapi suhu di sekitarnya jelas terasa turun beberapa derajat.
Jelas, dia masih meragukan penjelasan Merry.
Bagaimanapun, tak ada orang yang akan tiba-tiba jatuh dari tangga tanpa sebab.
Dalam atmosfer yang membuat sesak ini, bahkan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda