Bab 1687
Tejasvi mengangguk ke arah pintu kayu itu.
Teguh berjalan cepat menuju pintu masuk.
Ruangannya sangat sederhana.
Terdapat meja, kursi, dan sebuah ranjang rumah sakit.
Karisa duduk di kursi, hanyut dalam pikirannya.
Shinta berbaring di tempat tidur, wajahnya sangat pucat.
Kulit yang dulu berkilau dan lembut, sekarang sudah tidak ada cahaya sama sekali, terlihat sangat kusam.
Meskipun sedang duduk di tempat tidur, ia bersandar ke dinding dengan lemah.
Melihat ini semua.
Hati Teguh seakan tertusuk, hingga sesak napas. Dia terus memegangi dadanya yang terasa sakit.
Mendengar suara ada yang masuk.
Shinta dengan susah payah mengangkat tubuhnya agar bisa bersandar di bantal dengan benar, butuh tiga detik baginya untuk melakukan ini.
"Teguh ..."
Melihat orang yang datang adalah Teguh, Shinta dengan susah payah tersenyum, "Kamu ke sini ..."
"Shinta, kamu ..."
Teguh datang dengan perlahan dan duduk di tepi tempat tidur, wajahnya penuh penyesalan, "Maafkan aku, aku nggak melindungimu di saat-saat

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda