Bab 1814
Teguh merasa agak terkejut.
Rumornya, Dunia Kultivator itu begitu kejam dan sering menjatuhkan satu sama lain.
Tak disangka, masih ada wanita sebaik ini.
Saat tenggelam di tengah renungan.
Pintu kereta kuda mewah di belakang pun terbuka, menampilkan wanita yang begitu rupawan tengah keluar dari sana.
Kulit seputih susu dengan rambut yang begitu lebat.
Tatapan matanya begitu menawan, bibirnya semerah delima.
Setiap gerakan tampak anggun dan penampilannya sungguh imut.
Dia adalah nona yang disebutkan oleh pria paruh baya itu, Qania Mazaya.
"Tuan ..."
Qania menghampirinya perlahan dan berkata lembut, "Tempat ini sungguh sepi. Di depan sana nggak ada desa, di belakang nggak ada penginapan. Kamu mau pergi ke mana?"
Hati Teguh berdegap kencang.
Teguh berada di padang gurun, seorang diri dan tak berdaya.
Kalau pergi bersama karavan akan benar-benar membuatnya lebih mudah.
Teguh pun segera menjawab, "Aku berencana pergi ke Laut Hitam. Nona Qania mau pergi ke mana?"
"Kebetulan."
Qania menjawab

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda