Bab 1838
"Baiklah!"
Teguh menyetujui dengan tegas. "Tanpa penundaan lebih lanjut, mari buat rencana dan berangkat pagi ini."
Cecilio pun mengangguk kecil. Setelah merenung sejenak, Qania dipesankan olehnya, "Qania, ada tempat aman di antara Sekte Roh Jahat dan Kota Tirtamaya, disebut 'Lembah Naga Luruh'."
"Kamu sembunyi di sana dan tunggu saja kedatangan Tuan Teguh."
Qania mengangguk seraya menjawab, "Baiklah."
"Tuan Teguh."
Kemudian, Cecilio memberikan sebuah peta kepada Teguh. "Ini adalah peta topografi areanya, termasuk Sekte Roh Jahat, Kota Tirtamaya, dan Lembah Naga Luruh."
"Jika waktunya tiba, kamu akan bertemu Qania di Lembah Naga Luruh."
Teguh melirik sekilas, lalu menyimpan peta itu dalam Cincin Penyimpanan miliknya seraya berkata, "Terima kasih."
"Tuan Teguh ..."
Cecilio tersenyum pahit. "Kalau bukan karenamu, keluarga Mazaya kami akan dihancurkan keluarga Halim ataupun Tetua Sada. Kenapa kami harus tetap bersikap sopan dengan orang-orang itu?"
"Kamu harus segera pergi dan cepat menga

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda