Bab 1936
"Nggak, kok."
Teguh menggelengkan kepalanya. "Kamu nggak salah."
"Tapi ..."
Yena merasa begitu bersalah.
Karena Yena melihatnya dengan jelas ketika dia masuk.
Shinta menatap Teguh dengan cara yang tidak biasa.
Kebahagiaan dan keceriaan yang terpancarkan darinya bukan pura-pura.
Namun, sekarang ...
Karena kesalahannya, Shinta dan Teguh bertengkar. Bahkan, Shinta juga pergi dengan marah ...
"Nggak apa-apa."
Teguh menghela napas sambil menoleh ke arah Bayangan.
Aku nggak mau hal yang sama terulang kembali.'
Bayangan mengerti, kemudian mengikuti Shinta keluar.
Beberapa hari berikutnya ...
Shinta terus mengabaikan Teguh dan tidak menerima penjelasan Yena.
Justru Shinta makin curiga Yena sengaja mendekati Teguh.
Malamnya.
Bulan purnama bersinar terang, cahayanya membentang tanpa batas.
Shinta datang sendirian ke hutan belakang Gunung Yavana.
Kemudian, Shinta duduk di atas batu besar sambil menatap ke jauhan dengan tatapan kosong.
"Rina, Rina …"
"Di mana kamu berada sekarang?"
Shinta teringat

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda