Bab 1938
Hanya saja ...
Belum sempat dia meletakkan gelas anggurnya, kepalanya tiba-tiba terasa pusing, kemudian roboh ke samping.
"Teguh?"
"Kamu mabuk, ya?"
Shinta berpura-pura mendorong Teguh sebanyak dua kali.
Begitu melihat Teguh tidak bereaksi, Shinta tahu dirinya mabuk dan berbisik pelan, "Maafkan aku," sebelum mengambil Cincin Penyimpan Barang dari tangan Teguh.
Ada banyak barang di sana.
Namun, Pedang Surgawi itu begitu mencolok, sehingga Shinta dapat langsung mengenalinya.
Setelah itu, dia menyimpan Pedang Surgawi dan membantu Teguh masuk ke rumah lagi sebelum dia mengambil pedang itu dan bergerak ke belakang gunung. Itulah lokasi yang telah disepakati Shinta dan Pria Bertopeng berpakaian hitam itu.
Pria Bertopeng berpakaian hitam itu memunggunginya sambil memandangi pemandangan di kejauhan dengan santai.
"Aku sudah mendapatkan pedangnya."
Shinta menyimpan pedang itu usai memamerkannya sejenak dan bertanya, "Kapan kamu akan bergerak dan membunuh wanita sialan itu?"
"Tenang saja, Nona S

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda